Di tengah isu krisis iklim dan kebutuhan mendesak akan transisi energi, sebuah universitas lokal, Universitas Teknologi Hijau (UTH), tampil sebagai Pelopor Energi Terbarukan di sektor pendidikan. UTH secara ambisius mengubah seluruh operasional kampus menjadi ramah lingkungan, bukan hanya melalui kebijakan, tetapi dengan instalasi teknologi energi terbarukan secara nyata. Proyek “Green Campus Initiative” ini adalah bukti bahwa institusi pendidikan dapat menjadi laboratorium hidup bagi keberlanjutan. Langkah ini diharapkan mampu menginspirasi institusi lain serta mencetak lulusan yang siap mendukung Kemandirian Finansial berbasis ekonomi hijau di masa depan.
Inisiatif UTH berpusat pada instalasi masif panel surya fotovoltaik di atap gedung-gedung utama kampus. Proyek ini rampung pada akhir Agustus 2024. Menurut data dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Energi dan Konservasi UTH, total kapasitas terpasang kini mencapai 800 kilowatt-peak (kWp), yang mampu memenuhi 65% kebutuhan listrik harian kampus. Kepala UPT, Dr. Eng. Citra Adiwidjaja, S.T., M.Sc., menjelaskan bahwa Pelopor Energi Terbarukan ini berhasil menekan biaya operasional listrik hingga Rp 500 juta per bulan. “Penghematan ini dialokasikan kembali untuk riset dan beasiswa bagi mahasiswa yang mengambil topik energi hijau,” ujar Dr. Citra dalam sesi focus group discussion (FGD) dengan media pada hari Selasa, 10 September 2024. Ia juga menyebutkan bahwa UTH adalah Pelopor Energi Terbarukan pertama di Indonesia yang mencapai rasio energi mandiri di atas 60% tanpa bantuan subsidi pemerintah pusat.
Selain pemasangan panel surya, UTH juga memperkenalkan sistem daur ulang air hujan dan air limbah (grey water) yang terintegrasi untuk menyiram taman dan kebutuhan toilet. Sistem ini mampu menghemat penggunaan air PDAM hingga 40%. Komitmen kampus sebagai Pelopor Energi Terbarukan ini juga mencakup aspek transportasi, di mana pada Jumat, 13 September 2024, Rektor UTH, Prof. Dr. Bima Sakti, M.B.A., meresmikan penggunaan 10 unit sepeda listrik dan dua unit mobil listrik sebagai kendaraan operasional utama di dalam kampus.
Untuk menjamin keamanan instalasi dan mencegah vandalisme, pihak Kepolisian Sektor setempat, melalui Kanit Reskrim Iptu Doni Setiabudi, S.H., M.Si., secara rutin melakukan patroli dan sosialisasi. Iptu Doni menyatakan bahwa “Investasi besar pada teknologi hijau adalah aset nasional yang harus dilindungi. Kami memastikan bahwa kegiatan Green Campus ini berjalan aman dan bebas dari gangguan, terutama terkait risiko pencurian atau sabotase,” dalam keterangan pers yang diberikan pada Senin, 16 September 2024. Keberhasilan UTH tidak hanya berdampak pada lingkungan dan penghematan biaya, tetapi yang terpenting, mereka telah mencetak lulusan yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga praktik langsung teknologi hijau. Inilah yang menjadi modal kuat bagi mereka untuk berinovasi dan berkontribusi pada ekonomi hijau, sehingga Kemandirian Finansial berbasis keberlanjutan dapat diwujudkan secara nyata.
